Total Tayangan Halaman

Kesehatan Gigi Dan Mulut


KONSERVASI GIGI

PRINSIP-PRINSIP PREPARASI
Prinsip-prinsip Preparasi Ada beberapa prinsip-prinsip preparasi, diantaranya yaitu:
1. Outline Form (menetukan batas-batas perluasan) Membuang semua jaringan karies dan fisur yang dalam, membuang jaringan email yang tidak didukung dentin.
2. Resistance Form Membentuk kavitas agar restorasi maupun giginya tidak pecah atau tahan terhadap tekanan pengunyahan.
3. Retention Form Membentuk kavitas agar restorasi tidak bergerak dan tidak mudah lepas.
4. Convenience Form Membentuk kavitas yang memudahkan pemasukan atau insersi atau pemasangan bahan restorasi.
5. Removing The Remaining of The Carious Dentin Membuang jaringan karies yang masih tersisa.
6. Finishing The Enamel Wall and Margin Menghaluskan dan membentuk sudut pada dinding email. 7. Toilet of Cavity Membuang semua jaringan yang masih tertinggal, memeriksa, dan menghaluskan dinding kavitas dengan kapas. Prinsip dasar preparasi semacam ini adalah mengambil jaringan karies semaksimal mungkin dan mempertahankan jaringan sehat sebanyak mungkin.

Termasuk dalam preparasi semacam ini adalah perawatan restorasi atraumatik atau ART, restorasi resin preventif, dan preparasi terowongan yang disebut juga preparasi mikro (Baratieri, 1993). Untuk melaksanakan preparasi dengan mempertahankan jaringan sehat sebanyak mungkin, perlu diperhatikan lokasi dan perluasan lesi. Hal ini digunakan untuk mempertimbangkan akses preparasi kavitas, sehingga prinsip mempertahankan jaringan sehat sebanyak mungkin dapat dilakukan. Dipihak lain perkembangan prinsip ini juga didukung oleh perkembangan bahan tumpat adhesif atau yang retensinya mekanik dengan etsa. Perlu pula diketahui keuntungan-keuntungan preparasi minimal ini, yaitu sisa jaringan lebih kuat, cedera terhadap jaringan pulpa sedikit, pengembalian bentuk anatomi gigi mudah, dan estetika lebih terjamin. Hal ini semua sebetulnya juga sesuai dengan apa yang pernah dikemukakan oleh Brattall (1997) bahwa dengan konsep masa kini perawatan akan menjadi lebih mudah, lebih murah, lebih cepat, dan lebih ramah lingkungan. . Bahan Sementasi Gigi GC Gold Label Luting & Lining Cement Semen Self Cure Glass Ionomer Radiopak Untuk Sementasi dan Lining

GC Gold Label Luting & Lining Cement
Semen Self Cure Glass Ionomer Radiopak Untuk Sementasi dan Lining


INDIKASI
1. Sementasi inlay, onlay, mahkota, jembatan, dan post berbasis metal
2. Sementasi semua mahkota dan jembatan keramik berkekuatan tinggi (berbasis Zirconia)
KONTRA INDIKASI
1. Pulp capping
2. Sangat jarang dijumpai kemungkinan reaksi sensitivitas. Namun bila keadaan itu terjadi, hentikan pemakaian produk ini dan rujuk ke dokter.
FITUR

  •  Adhesi intrinsik kimiawi pada kedua struktur gigi dan metal 
  •  Pembentukan Glass Ionomer 
  •  Pelepasan fluoride 
  • Tekanan mekanis tinggi 
  • Sifat pembasahan (wetting properties) yang baik 
  • Ketebalan film hanya 15 mikron 
  • Radiopak 
  • Sharp set characteristics 
  • Solubilitas rendah 
  • Long term clinical data 

  KEUNTUNGAN

  • Tidak memerlukan preparasi permukaan atau bonding agent, dengan pengecualian karakteristik retensi 
  • Biokompatibel dan memiliki koefisien ekspansi termal menyerupai gigi untuk menjaga batas tepi 
  • Perlindungan terhadap karies sekunder 
  • Cukup kuat untuk keperluan luting dan lining 
  • Mudah dicampur dengan hasil smooth ultra creamy mix 
  • Daya alir yang dan baik dan menutup secara penuh pada mahkota, jembatan atau band ortodontis; dan viskositas yang ideal untuk lining 
  • Mudah dilakukan pengecekan post operasi 
  • Chairside stress yang lebih rendah baik pada pasien maupun dokter gigi 
  • Lebih tahan lama, dengan batas tepi yang awt 
  • Jaminan keberhasilan 


APLIKASI

  • Sementasi akhir untuk mahkota dan jembatan PFM (Porcelain Fused to Metal) atau besi 
  • Sementasi Stainless Steel Crowns dan band Ortodontis 
  • Lining di bawah bahan restorasi 


TATA CARA PENGGUNAAN
Perbandingan powder/liquid (gram/gram) 1,8/1,0 Waktu Pengadukan (detik) 20” Waktu kerja pada 23o Celcius (menit-detik) (dihitung sejak pengadukan dimulai) 2’00” Waktu akhir setelah sementasi (menit-detik) 4’30”

 1.Preparasi Gigi
a. Preparasi sesuai aturan seeperti biasanya. Bila diperlukan Pulp Capping, gunakan Calcium Hydroxide.
b. Bersihkan gigi yang telah dipreparasi dengan “pumice” dan air
c. Bilas dengan air secara seksama. Keringkan sisa air dengan kapas atau semprot dengan angin-bebas-minak dengan lembut.

JANGAN KERING SEKALI.
1.Permukaan gigi harus masih tampak lembab (berkilau)
2.Persiapan Restorasi Pastikan restorasi telah dipersiapkan dan ditangani secara cermat sesuai petunjuk penggunaan dari perusahaan.
3.Pencampuran Powder dan Liquid Perbandingan baku Powder / Liquid = 1,8 gr/ 1,0 gr (1 sendok peres / 2 tetes liquid) Agar takaran powder akurat, ketuk – ketukkan botol pada telapak tangan dengan lembut, jangan dikocok atau dibalikkan. Pegang botol liquid vertikal dan pijit dengan lembut. Tutuplah botol segera setelah dipergunakan.
4.Pengadukan Siapkan powder dan liquid diatas pad. Gunakan spatula plastik. Bawa semua Powder ke Liquid dan aduk secara cepat 20 detik. Catatan: Bila diperlukan campuran dalam jumlah besar, lebih dahulu bagi powder menjadi 2 bagian sama besar. Campurkan bagian pertama ke semua liquid selama 5 detik, dilanjutkan mencampurkan sisanya selama 15 detik (total waktu: 20 detik). 5.Sementasi Lapisi bagian permukaan dalam mahkota/jembataninlay/onlay dengan semen cukup banyaknya dan segera pasang pada gigi.
Waktu kerja sejak pengadukan pada suhu 23o C (73,4o F) adalah 2 menit. Gunakan tekanan secukupnya (moderat) Hilangkan kelebihan semen bila ekses telah mencapai fase seperti karet (gel stage) Finishing dapat dilakukan setelah 4 menit 30 detik sejak mahkota/ jembatan/ inlay/ onlay dipasang. Memperkuat kelembaban tepi dengan memberikan Fuji Coat LC atau Fuji Varnish 6.Hasil Akhir Penyimpanan Simpanlah di tempat yang sejuk dan gelap (4-25o C) (39,2o – 77 F) (Masa kedaluwarsa adalah setelah 3 tahun sejak tanggal dibuat) Warna Kuning muda (light yellow) Kemasan 1. 1-1 package : 35 powder, 25 g (20 ml) liquid, sendok powder, mixing pad (No. 20) 2. Botol berisi 35 gr powder dengan sendok 3. Botol Berisi 25 gr (20 ml) liquid 4. Kemasan kecil: bubuk 15 gr, cairan 10 g (8 ml),

sendok takar Peringatan
1. Apabila terjadi kontak bahan dengan jaringan mukosa mulut, segera hilangkan dengan menggunakan sponge atau kapas yang telah dibasahi alkohol. Bilas dengan air. Untuk menghindari kontak semacam ini gunakan “rubber dam” dan/atau olesi jaringan mukosa mulut sekitas daerah kerja          dengan cocoa butter
2. Bila terjadi kontak dengan mata, segera bilas mata dengan air, dan cari pertolongan medis
3. Jangan
4. mencampur powder dan liquid dengan komponen glass ionomer lain
5. Produk ini tidak diindikasikan untuk tumpatan atau membangun “core”

1. Glass Ionomer Cement (GIC) Glass ionomer cement adalah bahan tambal hampir sewarna gigi yang komponen utamanya adalah Likuid yang merupakan gabungan air dengan polyacid (asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat) dan bubuk yang berupa fluoroaluminosilicate glass. Bahan tambal ini meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas fluor yang sangat berperan sebagai antikaries
GC FujiVII

Kelebihan :

Bahan tambal ini meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas fluor yang sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan tambal ini, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan tambal lain Biokompatibilitas bahan ini terhadap jaringan sangat baik (tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh) Material ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme perlekatannya adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion antara tambalan dan gigi. Oleh karena itu pula, gigi tidak perlu diasah terlalu banyak seperti halnya bila menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan perlu dilakukan untuk mendapatkan bentuk kavitas yang dapat ‘memegang’ bahan tambal. Kekurangan : Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah besar seperti gigi molar (geraham) Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas antara tambalan dan permukaan gigi asli Tambalan glass ionomer cement lebih mudah aus dibanding tambalan lain

2 Amalgam Adalah tambalan yang secara langsung dikerjakan oleh dokter gigi pada gigi pasien di dental unit, tanpa membutuhkan proses pengerjaan di laboratorium.
 Amalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, di mana komponen utamanya:
• likuid yaitu logam merkuri
• bubuk yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan tembaga.
Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan persentase yang lebih kecil. Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam yang akan mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi.
medical-amalgamator-capsule-dental-Amalgam-Alloy-Capsule.

Kelebihan :
Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur. Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut. Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu “technique sensitive” bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit. Biayanya relatif lebih rendah Kekurangan : Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan estetis sangat diutamakan. Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak membayang kehitaman Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap rangsang panas atau dingin. Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi. Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal. Indikasi : Gigi molar (geraham) yang menerima beban kunyah paling besar, dapat digunakan baik pada gigi tetap maupun pada anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA
Edi Hartini Sundoro, Perkembangan dan Peningkatan Profesionalisme Pelayanan Konservasi Gigi Dalam Era Globalisasi Menuju Indonesia Shat 2010,
Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia PDGI (Journal of the Indonesian Dental Association), Edisi Nomor 4 Tahun Ke-49 Desember 1999
http://gigi.klikdokter.com/subpage.php?id=4&sub=14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar